Sabtu, 10 November 2012

PENGECATAN


A.  Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

 

B.  PENGERTIAN  PENGECATAN


Apakah Pengecatan itu?

Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) di atas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara mengeringkannya.

Apakah kegunaannya?

Perlindungan benda yang di cat
Sebuah mobil sebagian terbuat dari(lembaran baja). Jika terbuka terhadap udara, baja ceenderung untuk menghasilkan karat di atasnya. Jika karat mulai tumbuh, menutupi baja sehingga menjadi sulit untuk menjaga sifat-sifat baja seperti kekuatan dan bahkan bentuk aslinya. Dengan mengecatnya, berarti mencegah karat tumbuh diatasnya, sehingga bisa mendapat sifat aslinyalebih lama dibandingkan jika tidak di cat.

Perbaikan Penampilan Luar
Nilai komersialnya akan jauh lebih tinggi jika di cat dengan indah, bila dibandingkan dengan mobil lain yang tidak di cat bahkan jika keduanya memiliki konfigurasi yang sama, fungsi dan kinerjanya sama.

Tujuan Membedakan Warna pada Kendaraan
Seperti contohkan oleh mobil pemadam kebakaran dan mobil polisi, warnanya menunjukkan pada masyarakat dengan cepat apakah kegunaan mobil tersebut.



C.  TEKNIK PENGECATAN
1. Pengecatan Sistem Manual
Komponen penting dari pengecatan sistem manual adalah Kompresor udara sebagai alat penghasil udara bertekanan, transformer udara sebagai pengatur tekanan udara yang akan digunakan untuk proses pengecatan dan juga berfungsi untuk menyaring minyak dan air yang masuk ke selang yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Spray gun berfungsi sebagai pengkabut cat, mendorong dan mengarahkan cat pada benda kerja, mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta beberapa fungsi lain,

Prinsip dasar dari pengecatan manual adalah:
a. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan, posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo orangnya kidal dibalik aja.
b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
c. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan 15-20 cm untuk cat plastik.
d. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal atau horisontal.
e. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan penyemprotan yang kedua.
Teknik ini pernah ane liat buat ngecat bottom case-nya shockabsorber buatan Showa…sama dipake sama proses pengecatan aftermarket.
2. Pengecatan dengan sistem celup (dipping)
Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat.

Beberapa keuntungan untuk sistem dipping ini:
a) Peralatan sederhana
b) Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c) Dapat diotomatisasikan
d) Cat yang terbuang sedikit
Kerugian untuk sistem dipping:
a) Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih tebal.
b) Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama.
c) Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam keadaan bersih dan kering.
d) Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua.
Teknik ini ane pernah liat diproses pengecatan body mobil Suzuki, kayanya ini yang paling banyak dipake di perusahaan manufaktur.
3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda kerja lebih banyak

4. Pengecatan dengan sistem aliran (flow coater)
Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat. Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back mirror. Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan kecepatan aliran tirai cat.
Keterangan
A. Filer
B. Coating Head
C. Infeed Conveyor
D. Catch Basin
E. Pump
F. Reservoar Tank
G. Outfeed Conveyor

5. Elektro Deposition Painting (EDP)

Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan metal yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya tahan terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif merata.

D.  Awal Mula Pengecatan Teknik Airbrush


Mengecat dengan teknik airbrush adalah cara pengecatan yang hampir sama dengan melukis yang tujuannya untuk memperoleh hasil akhir yang indah. Umumya, peralatan yang digunakan dalam teknik ini diantarnya adalah pompa dan tangki udara (kompresor), spray pen, dan kertas, serta selotip.

Teknik pengecatan airbrush sudah ada sejak dulu. Penemuan pertama tahun 1878 dan penemuan teknik airbrus ke dua yaitu tahun 1893. Untuk tahu lebih jauh bagaimana teknik pengecatan airbrush ditemukan berikut kita bahas bersama-sama:
Pada jaman pra sejarah manusia purba mulai mengolah rasa estetikanya dengan menerjemahkan imajinasi yang ada dalam pikiran mereka pada saat itu dengan coretan atau gambar sederhana. Mereka menggunakan dinding-dinding gua dan tempat di sekitar mereka tinggal sebagai medìanya.
Mereka berusaha menceritakan pemahaman tentang manusia, hewan, tumbuhan dan cerita kehidupan sehari-hari melalui dinding gua. Di Argentina di dalam gua Pinturas River region Patagonia terdapat lukisan dinding yang menjadi cikal bakal teknik airbrush. Airbrush sederhana ini dilakukan dengan tulang hewan untuk menyemburkan pewarna yang disimpan di dalam mulutnya dan telapak tangan mereka sebagai malnya.
Temuan pertama, 1879: Dalam catatan sejarah seni lukis modern, airbrush baru berkembang pada akhir abad ke-19. Tahun 1879 dikenal sebagai tahun penemuan teknik melukis dengan memanfaatkan tekanan angin yang kini dikenal dengan airbrush. Alat yang digunakan untuk mentransfer cat ke media lukis awalnya disebut paint distributor.
Orang yang berjasa menemukan alat ini adalah Abner Peeler, seorang penemu professional yang sepanjang hidupnya melakukan berbagai percobaan. Kemudian Peeler menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari perusahaan Walkup brothers pada bulan Agustus 1883. Ketika di Indianapolis dilakukan kovensi fotografi, paint distributor terjual sebanyak 63 unit pada 1883, Lyberty Walkup mendirikan sebuah pabrik yang dinamakan Airbrush Manufacturing Company di Rockford, Illinois.
Saat itu pula istilah airbrush diperkenalkan kepada umum. Alat ini banyak digunakan untuk keperluan foto retouching. Sukses Walkup memicu banyak orang meniru langkahnya.
Temuan kedua, 1893: Charles L. Burdick, seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago menemukan pen bertipe internal mix airbrush. Setelah menemukan alat ini, pada tahun 1893 ia pindah ke Inggris untuk mendirikan Fountain Brush Company. Burdick orang yang berjasa dalam memodifikasi alat ciptaan Peeler sehingga menjadi alat yang mudah digunakan karena bentuknya menyerupai pena. Ia memperkenalkan sekaligus mematenkan temuannya yakni needle control system atau system control pengeluaran cat dengan sebatang jarum.
Di Indonesia: Airbrush diperkenalkan oleh para seniman pendatang dari Belanda bersamaan dengan datangnya mereka ke negeri jajahan. Tetapi tidak ada catatan sejarah yang akurat akan hal ini. Bahkan perkembangan airbrush cenderung berjalan jalan ditempat. Para seniman airbrush yang sudah mahir sangat menjaga kerahasiaan ilmu dan keterampilannya dengan berbagai alasan agar tekniknya tidak ditiru orang.



E.  Kegunaan Cat

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air).



F.  PROSES  PENGECATAN

Proses cat adalah bagian dari proses kerja yang sangat penting dan vital, karena cat adalah bagian pertama yang terlihat oleh mata. Dalam memperoleh hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh bahan cat yang berkualitas, tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang memenuhi syarat. Tanpa memperhatikan tiga poin tersebut kerap terjadi kegagalan seperti : cat keriting, warna belang (tidak sama), partikel silver tidak sama/rata, penyemprotan cat yang tidak merata, kurangnya tingkat glossy dari pernish (clear coat) yang digunakan dan lain sebagainya.

Bahan-bahan cat dan clear coat (pernish) yang dilengkapi anti UV, glossy yg tinggi, keras, anti gores dan wet look, adalah rekomendasi utama kami. Baik atau tidaknya kualitas bahan yang digunakan akan terlihat setelah 3 s/d 6 bulan, umumnya terjadi perubahan pada cat yaitu menjadi kusam akibat terjemur matahari ataupun kondisi clear coat (pernish) mudah tergores.

Saat ini anda dapat memilih dari sekian banyak merk-merk cat & pernish yang beredar di pasaran. Ada 2 (dua) type cat & pernish yang perlu anda ketahui, yaitu :

- Polyurethane
- Acrylic Lacquer


Saat ini, Jenis Polyurethane Paint/Clear adalah pilihan Cat/Pernish yang paling populer. Cat/Pernish ini dapat bertahan sangat lama dan menghasilkan hasil akhir yang high gloss (mengkilat), selain itu cat/pernish polyurethane tahan terhadap bahan kimia (thinner) dan lebih tahan terhadap goresan/scratch body. Cat/Pernish Polyurethane memiliki kandungan bahan berkualitas tinggi dan proses pengeringannya tidak secepat cat/pernish acrylic, sehingga dapat menghasilkan permukaan cat/pernish yang rata dan hasil yang high gloss. Cat/Pernish Polyurethane lebih mudah diaplikasikan dan menggunakan thinner polyurethane extra slow.

Jenis Acrylic Lacquer Paint/Clear kalau bisa dihindari, karena walaupun lebih murah & proses repaint lebih cepat tetapi hasilnya tidak awet & cepat kusam; hanya dapat bertahan ± 6 bulan ~ 1 tahun; sehingga jika ada penawaran cat/pernish dengan harga murah, maka perlu cek material yang digunakannya. Cat/Pernish Acrylic Lacquer menggunakan thinner yang cepat kering seperti Thinner A atau ND. Cat jenis ini tidak tahan dengan bahan kimia/thinner dan kurang tahan terhadap goresan/scratch body.

G.  CARA  MENGECAT 



Cara mengecat mobil/motor yang baik yaitu:
  1. ampelas terlebih dahulu bagian yang akan dicat dengan ampelas(krtas gosok) ukuran 800 yang warerproof, kemudian dihaluskan dengan ampelas ukuran/no. 1000.
  2. setelah permukaan telah digosok dengan ampelas cuci bagian yang akan dicat dengan air bersih, dikeringkan dengan kain, dan dipanaskan dibawah terik matahari sampai benar2 kering.
  3. cat permukaan yang dikehendaki dengan Epoxy setlah kelar jemur bagian yang tercat tadi kemudian gosok lagi dengan ampelas dengan ampelas ukuran 1200, dan jangan sampai habis cukup sampai rata permukaannya.
  4. setelah diampelas cuci bagian tersebut dengan air bersih dan jemur hingga kering dan dibersihkan dengan kain yang lembut seperti kain kaos.
  5. kemudian masuk pada tahap pengecatan dengan menggunakan cat dasar yang diinginkan bisa putih atau abu2, saya biasa menggunakaan merk Avian atau steelgloss dan dicat ditempat yang terbuka agar terkena matahari langsung dan hindari media debu, setelah dicat jemur bagian tsb hingga benar2 kering, dan ampelas lagi untuk mendapatkan hasil yg maksimal, namun dgn ampelas no.>1200 dan perlu diingat proses pengampelasan cukup tipis2.
  6. masuk dalam proses pewarnaan pilih warna sesuai yamg diinginkan dan campuran untuk cat lebih diencerkan biasa sy memakai ukuran 1liter cat banding 4liter Thiner Super A, dan dalam proses pengecatan cukup 1kali menarik spoit cat jangan diulang2 agar kelihatan rata.kemudian jemur hingga bener2 kering.
  7. apabila dalam pengecatan untuk warna-warna bukan dop seperti warna metalik hasil pengecatannya sedikit tidak rata atau seperti meluber bagian yang tidak rata catnya diampelas lagi setelah kering dengan ampelas ukuran 1000 rata lagi catnya kemudian di cat lagi.
  8. setelah kering barulah kita memasuki proses pernis agar hasil bgus pilih pernisnya dengan merk2 yang bagus seperti Avian S4000 Atau Blinken dan hasilnya kendaraan kita seperti dikasih minyak mengkilap walau tak dicuci.

H.  TIPS  MERAWAT  CAT  MOBIL
Menebak usia sebuah mobil dari warna catnya dapat dilakukan, walaupun tidak begitu akurat, tetapi kita dapat menebak usia sebuah mobil yang warna catnya sudah pudar adalah mobil tua. Proses pemudaran warna cat dan penurunan kualitas warna cat mobil merupakan suatu hal yang alami. Beberapa penyebabnya antara lain sinar Ultra Violet (UV) dan bahan kimia.
  1. Bahan Kimia
    Penyebab yang satu ini sering tidak disadari oleh pengguna kendaraan karena memang minimnya informasi. Bahan kimia dapat merusak warna cat mobil biasanya karena menyentuh body (badan) kendaraan kita dalam wujud yang sudah tidak asing lagi. seperti polutan udara, kotoran burung, serangga, pemoles mobil, garam, dan lain-lain.
  2. Polutan Udara
    Seperti yang telah Anda ketahui bahwa udara banyak mengandung zat kimia dalam wujud gas. Khususnya dilingkungan yang tinggi polusi udara seperti di beberapa kota besar seperti Jakarta ini, kandungan asam nitrat (HNO3) terbilang tinggi. Asam nitrat ini bersifat merusak cat mobil anda baik dalam wujud gas maupun cair (saat terbawa hujan).
  3. Kotoran Burung
    Kotoran burung yang menempel di body mobil sebenarnya mudah untuk dibersihkan jika masih basah, tetapi kita sering kali meremehkan atau memang tidak sempat untuk segera membersihkannya. Yang sulit untuk dibersihkan kalau kotoran tersebut sudah mengering, hati-hati bila membersihkan kotoran burung yang sudah mengering dan menjadi keras, bila tidak ingin menggores cat mobil Anda saat membersihkannya.
  4. Pemoles Mobil
    Meskipun bertujuan untuk mencerahkan warna cat mobil, tetapi Anda harus berhati-hati dalam memanfaatkan pemoles mobil karena cara kerja dari pemoles mobil yang banyak beredar dipasaran dengan mengikis lapisan cat dengan menggunakan bahan-bahan abrasive. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan usia cat mobil berkurang. Oleh sebab itu sebisa mungkin hindari penggunaan pemoles mobil (car polish).
  5. Garam
    Kandungan garam yang cukup tinggi pada air akan membahayakan, karena garam akan mempercepat proses korosi
Tips untuk Perawatan :
  1. Untuk menghindari terkena sinar UV terlalu banyak, agar sebisa mungkin parkir kendaraan Anda di tempat yang teduh dan terhalang dari sinar matahari langsung, bila memang akan meninggalkan mobil dalam waktu yang lama di tempat yang terkena sinar matahari langsung, ada baiknya Anda menutupi mobil Anda dengan panutup mobil (car cover).
  2. Cuci mobil secara teratur.
    Ada baiknya mencuci mobil minimal 2 minggu sekali untuk menghindari penumpukan polutan dan bahan kimia yang dapat merusak warna cat mobil Anda. Dan gunakan sabun khusus untuk mencuci mobil dengan pH ballance, dan jangan mencuci mobil dengan sabun pencuci piring karena akan mengikis lapisan (coating) cat mobil Anda.
  3. Beri lapisan Wax
    Penggunaan wax sangat baik karena akan melindungi lapisan cat mobil dari sinar UV dan polutan lainnya. Lakukan waxing secara teratur sekitar 2-3 bulan sekali untuk membarikan perlindungan extra.

i.  Bahan Penyusun Cat

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi empat bagian besar yaitu carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif.


j.  Jenis Cat

Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk mengklasifikasikannya bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya sampai kegunaannya.
Jika cat diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-based). Untuk pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat epoksi, jika memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai binder melamine dinamakan cat melamine, begitu seterusnya.

Dari peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat genteng, cat kapal, cat kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan sebagainya




 

 

K.  Memahami Proses Pengecatan




Proses cat memerlukan ketelitian dan keterampilan yang mumpuni. Tidak sembarang teknisi bisa melakukan proses ini. Diperlukan kesabaran dan teknik yang mendalam untuk mendapat­kan hasil yang sempurna. Walaupun begitu, Ali dari Multi Warna (MW), gerai cat kendaraan, punya panduan ringan mengenai proses dasar pengecatan otomotif.
Pertama cat dikerok hingga habis. “Istilahnya catnya dimatiin,” jelas pria ramah ini. Kalaupun hanya sebagian panel yang dicat, harus didempul secara merata. Setelah itu diepoxy. Tunggu hingga satu hari hingga epoxy meresap. Kemudian baru proses cat dasar. Proses ini sebaiknya dilakukan secara mendetail hingga semua panel tertutup rata.
Setelah cat dasar setengah kering, waktu sangat relatif, baru dinaikkan pernis. “Pada kondisi cat setengah ke­ring, waktunya relatif tergantung jenis cat, bisa dua hingga lima jam, pernis akan lebih menyerap ke dalam cat,” tambah Ali lagi. Lebih baik lagi jika semua proses dilakukan di ruang yang memiliki pemanas dan tertutup alias oven demi menghindari debu dan material asing yang mungkin menempel jika cat masih basah.

 

L.  Bahan Pengecatan Otomotif

Bahan untuk refinishing/pemolesan adalah sebagai berikut :
a. Wheatstone
Digunakan untuk memperbaiki bintik (seed) dan lelehan (runs) sebelum permukaan cat dipoles dengan buffing compound. Akan tetapi apabila lelehannya besar, atau terdapat banyak bintik, demi kemudahan kerja dan penghematan biaya, yang terbaik adalah mengecat ulang permukaan. Saat ini banyak tersedia produk yang menyerupai fungsi whetstone. (misalnya tipe dengan amplas ditempel).
b. Amplas(sand paper)
Amplas (sand paper) berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut. Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, putty (dempul) atau surfacer. Tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarannya.
1) Klasifikasi Bentuk
Berdasarkan bentuknya amplas dibedakan menjadi tipe roll dan tipe lembaran. Tipe roll ada yang berbentuk membulat dan ada yang berbentuk empat persegi panjang. Demikian juga tipe lembaran dibedakan dalam bentuk bulat dan empat persegi
panjang.
2) Klasifikasi cara pemasangan
Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya amplas dibedakan tipe adhesive, tipe velcro, dan tipe non adhisive.
3) Klasifikasi material
Berdasarkan materialnya perbendaan didasarkan pada jenis material belakang dan material partikel abrasifnya. Berdasarkan material belakang ada empat jenis, yaitu kertas, kertas tahan air, kain, dan fiberglass. Ditinjau dari material partikel abrasifnya dibedakan ada yang terbuat dari silicon carbide, dan ada yang terbuat dari oxidized aluminium.
Amplas terdiri dari partikel abrasif yang diletakkan pada material backing. Partikel abrasif yang terbuat dari silicon carbide, terpecah-pecah menjadi butiran kecil pada saat pengamplasan, dan secara konstan memunculkan tepian yang baru dan tajam. Partikel-partikel ini sangat sesuai untuk mengamlpas (sanding) cat yang relatif lunak. Sebaliknya, karena partikel aluminium oxide sangat kuat dan tahan aus, maka material ini sangat sesua untuk mengamplas (sanding) cat yang relatif keras.
Ada dua metode yang digunakan dalam melapisi partikel abrasif pada material backing, yaitu metode lapisan terbuka dan lapisan tertutup. Pada metode lapisan terbuka, ada jarak yang lebih lebar diantara partikel-pertikel. Hal ini memungkinkan partikel yang diamplas terlepas dari partikel abrasif, dan mencegah permukaan amplas menjadi ntersumbat. Metode lapisan terbuka ini terutama digunakan untuk pengamplasan kering (dry-sanding). Amplas tipe lapisan tertutup memiliki partikel abrasif yang dikemas rapat dan digunakan terutama untuk pengamplasan basah (wet sanding), dimana tidak ada resiko amplas menjadi tersumbat.
4) Klasifikasi Grit (kekerasan)
Nomor grit biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Makin besar nomor grit, makin halus partikel abrasifnya. Rentang nomor dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 dan #2000. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan nomor grit secara umum.
Sebelum menggunakan amplas, faktor yang sangat penting adalah memilih nomor grit yang berpengaruh pada hasil kerja, dan seberapa lama pekerjaan dilakukan. Sebagai contoh pemborosan waktu dan tenaga akan terjadi, apabila amplas dengan kekasaran yang halus, misal #600 digunakan untuk mengupas cat aslinya, apabila top coat diaplikasi setelah mengupas permukaan dengan amplas yang memiliki grit #60, maka tidak akan diperoleh lapisan akhir yang halus, seberapapun lapisan diaplikasikan. Dalam praktek tanda yang ditinggalkan oleh amplas dengan grit #80 tidak dihilangkan dengan mudah oleh grit #200. oleh sebabitu, yang penting untuk dilakukan adalah berganti pada grit yang lebih halus secara bertahap, sehingga dapat menghilangkan goresan yang ditiggalkan oleh amplas terdahulu.
5) Material sanding tipe lain

Di samping amplas, ada pula material sanding yang lain, yaitu material dimana syntetic fiber dapat dikusutkan seperti felt. Menggunakan adesif, partikel abrasif dikaitkan satu sama lain oleh fiber. Oleh karena fleksibilitasnya, maka material ini sangat sesuai untuk pekerjaan sanding permukaan yang memiliki konfigurasi panel relatif komplek (rumit), yang tidak mudah dijangkau oleh amplas. Oleh karena ketahanan air dan keandalannya yang tinggi maka ia dapat digunakan pada pengamplasan basah dan pengamplasan kering.

c. Buffing compoud adalah partikel abrasif yang dicampur solvent atau air, dan aplikasinya tergantung pada ukuran partikel yang dikandungnya. Biasanya digunakan buffing compounds kasar dan halus. Tipe dan karakteristik dari buffing compounds:
Buffin
Partikel
Solvent
Additive
d. Buffers adalah suatu attachment (alat) yang dipasang pada polisher dan digunakan bersama buffing compound untuk memoles permukaan cat. Buffers diklasifikasi menurut materialnya, yaitu untuk kasar dan halus. Kasar digunakan untuk menghilangkan goresan-goresan sanding dan untuk menyesuaikan texture. Buffer kasar digunakan bersamaan dengan buffing compound. Sedangkan buffer halus digunakan terutama dengan buffing compound yang efek abrasinya lebih kecil, misalnya fine-grain, untuk menghasilkan kilapan atau menghilangkan tanda pusaran (goresan yang diakibatkan oleh buffer
ataupun buffing compound).
e. Polisher adalah sebuah alat yang dapat membantu pemolesan dengan efisien, polisher digunakan untuk memutar buffer. Dari dua tipe yang tersedia, yaitu tipe elektrikal dan tipe pneumatik, tipe elektrikal polisher lebih banyak digunakan.

 






Minggu, 17 Juni 2012

SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL



Sistem bahan bakar pada diesel adalah terdiri dari kumpulan komponen-komponen sistem bahan bakar yang saling bekerja sama untuk menghasilkan suatu proses pembakaran yang sempurna.

Pada engine diesel, bahan bakar yang di injeksikan disaring dulu oleh fuel filter. Hal ini di maksudkan untuk menghasilkan bahan bakar yang bersih.

Udara yang terhisap kedalam ruang bakar dicompresikan sehingga mencapai tekanan dan temperatur yang tinggi. Bahan bakar (fuel) di injeksikan dan dikabutkan dalam ruang bakar. Sehingga terjadi pembakaran sesaat setelah terjadi pencampuran dengan udara dan menghasilkan power (tenaga).

Sistem bahan bakar dari setiap jenis engine berbeda-beda, tergantung dari engine itu sendiri. Pada engine yang mengunakan bahan bakar mechanical, pengaturan jumlah pada saat penginjeksian bahan bakar di atur secara mekanik.

 

Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel

Mesin diesel lebih besar dari mesin bensin dengan tenaga yang sama karena konstruksi berat diperlukan untuk bertahan dalam pembakaran tekanan tinggi untuk penyalaan. Dan juga dibuat dengan kualitas sama yang membuat penggemar mendapatkan peninkatan tenaga yang besar dengan menggunakan mesin turbocharger melalui modifikasi yang relatif mudah dan murah. Mesin bensin dengan ukuran sama tidak dapat mengeluarkan tenaga yang sebanding karena komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.
Kekurangannya hanya terletak suara yang berisik juga pada bobot dan dimensi yang 2x lebih berat & besar dr mesin bensin, dikarenakan komponen mesin diesel yang di design kuat utk menahan kompresi tinggi, begitu juga akselerasi yang lemot namun bisa di perbaiki melalui penambahan Turbo ato Supercharger
Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin meningkatkan ekonomi bahan bakar dan tenaga. Rasio kompresi yang tinggi membuat mesin diesel lebih efisien dari mesin menggunakan bensin. Peningkatan ekonomi bahan bakar juga berarti mesin diesel memproduksi karbon dioksida yang lebih sedikit.
TEKNOLOGI DIESEL COMMONRAIL (DIESEL MODERN)
Teknologi “Common Rail” bak dewa bagi mesin diesel modern. Dengan common rail, mesin diesel masuk ke mobil-mobil kelas eksklusif atau mobil-mobil premium seperti Jaguar dan BMW Seri 7. City car juga tidak luput dari godaan mesin diesel dengan teknologi terbaru tersebut.
Sebagai contoh, Fiat sudah berhasil membuat mesin diesel 1.300 cc bertenaga 70 hp dengan konsumsi bahan bakar 3-4 liter/100 km atau rata 25 km/liter. Jadi mesin diesel bukan lagi hanya milik komunitas truk dan bus berukuran besar atau alat-alat berat dan kapal.
Di Indonesia juga sudah ada beberapa ATPM menjajakan kendaraannya dengan mesin diesel common rail. Mulai dari double cab sampai minivan menengah, seperti Kijang Innova. Sayangnya, konsumen kendaraan bermesin diesel common rail kesulitan mendapatkan bahan bakar sesuai dengan standar yang telah ditentukan produsennya.
Pasalnya, Pertadex yang saat ini cuma dipasarkan oleh Pertamina, makin sulit diperoleh. Di samping itu, harganya paling mahal dibandingkan dengan bahan bakar minyak lain. Padahal di Jerman, bahan bakar diesel moderen di bawah harga bensin terbaik.
Karena itulah, konsumen rela merogoh kocek lebih banyak untuk mendapat kendaraan bermesin diesel. Sebab, setelah dua tahun, mereka akan kembali mendapatkan nilai ekonomisnya dibandingkan mobil bermesin bensin.
DIESEL Vs BENSIN
Sebelum mendalami common rail, kita bahas dulu tentang mesin yang digunakan secara umum sekarang ini berdasarkan bahan bakar minyak. Untuk ini, hanya ada dua jenis, yaitu bensin dan diesel atau kita menyebutnya solar.
Di kalangan orang teknik, mesin diesel dikenal dengan CI (compression ignition) atau mesin dengan penyalaan kompresi. Sedangkan mesin bensin disebut SI (spark ignition), mesin dengan penyalaan bunga api (busi).
Pada mesin diesel, pembakaran dipicu oleh udara yang dimampatkan atau dikompresi di dalam silinder. Akibat pemampatan itu, tekanan udara menjadi sangat tinggi. Begitu juga suhunya, mencapai titik bakar solar. Karena itu, begitu solar disemprotkan ke udara itu, langsung terbakar. Dengan cara ini, mesin diesel tidak memerlukan sistem penyalaan atau percikan bunga api.
Untuk mendapatkan tekanan tingi itu, perbandingan kompresi harus tinggi. Untuk mesin diesel, berkisar 16 – 25: 1. Sedangkan mesin bensin 6 – 12 : 1. Perbandingan kompresi menentukan efisiensi kerja mesin. Makin tinggi perbandingan kompresi, lebih efisien sebuah mesin. Meski begitu, perbandingan kompresi tidak bisa ditentukan begitu saja. Harus juga mempertimbangkan sifat dan kualitas bahan bakar yang akan digunakan
DIESEL COMMONRAIL Vs DIESEL CONVENSIONAL
Perbedaan antara mesin diesel modern, common rail dengan konvensional adalah cara memasok bahan bakarnya. Terutama, komponen yang berada antara pompa injeksi dan injektor. Ada dua komponen utama di sini, yaitu pompa injeksi atau mekanik awam menyebutnya Bosch pump dan injektor.
Diesel Common-Rail (Diesel Modern)
Cara kerja common rail layaknya seperti konsep hidup bersama. Dalam hal ini, semua injektor yang bertugas memasok solar langsung ke dalam mesin, menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari Pompa Injector. Caranya sama dengan yang digunakan pada sistem injeksi bensin. Sedangkan mesin diesel konvensional, setiap injektor memiliki pasokan solar sendiri-sendiri langsung dari pompa injeksi. (perhatikan skema)
Tekanan bahan bakar dalam rel sangat tinggi. Sekarang, yaitu common rail generasi ke-3, tekananya sudah mencapai 1800 bar. Kalau dikonversi ke PSI yang masih digunakan sekarang menjadi 26.100 PSI. Bandingkan dengan tekanan ban 30 PSI. Atau tabung elpiji 25 bar dan CNG 200 bar. Dengan tekanan setinggi tersebut, pengabutan yang dihasilkan tentu saja semakin bagus. Pembakaran yang dihasil menjadi lebih dan kerja mesin makin efisien. That’s Why mesin Diesel Common Rail Direct Injection macem Ford Ranger/Nissan Navara/Chevrolet Captiva VCDI lebih terlihat minim asap hitam ketimbang mesin Diesel Jadul
Sesuai dengan perkembangan mesin Diesel, Para ahli mngembangkan sistem yang paling mutakhir pada mesin Diesel yakni yang dikenal dengan CRDI (Common Rail Direct Injection) teknologi ini telah digunakan oleh Chevrolet Captiva Diesel CRDI/VCDI dengan kapasitas mesin 2000cc 16 katup segaris memuntahkan tenaga 150 Daya Kuda pada kitiran 4000 Rpm dengan torsi max 320 Nm pada kitiran 2000 Rpm tenaga besar namun efisien.                                                                                                                              

Mesin Diesel


Sekalipun mesin diesel memiliki kekurangan dalam hal kebisingan dibandingkan mesin bensin. Mesin diesel karena keunggulan effisiensi bahan bakar menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk kendaraannya. Sebagai efek dari semakin ketatnya peraturan terhadap pencemaran lingkungan hidup, mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaian sistem internal-combustion engine. Internal-combustion engine ini kita temui dalam sistem mobil, kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor dsb. Salah satu keunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya menggunakan Compression-ignition ( pembakaran-tekan), yang tidak memerlukan busi.

Sistem ini memungkinkan tercapainya tekanan awal yang tinggi sebelum terjadi proses pembakaran, hal ini akan meningkatkan thermal-effisiency dibandingkan sistem yang lain. Keunggulan yang lain adalah fleksibilitas jenis bahan bakar yang bisa digunakan, karena pembakaran yang terjadi tidak memerlukan pengontrolan bunga api, berbagai jenis bahan bakar bisa dipakai. Misalnya; minyak tanah, minyak sawit, produk minyak berat dari minyak mentah, alkohol, emulsi( campuran air dan bahan bakar solar) dsb.

Applikasi dari sistem pembakaran diesel ini bisa ditemui di dunia automotive untuk angkutan berat, tractor, bulldozer, pembangkit listrik di desa-desa, generator listrik darurat di rumah-sakit, hotel dsb. Namun disamping keunggulan yang dimiliki, diesel sistem juga memiliki problem khusus yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan adalah smoke/asap serta gas buang khususnya Nitrogen Oxide (NOx).

Kedua pollutant ini saling bertolak belakang dalam pemunculannya. Smoke/soot/asap terbentuk ketika bahan bakar tidak mampu tercampur dengan baik dengan ogsigen sehingga reaksi pembakaran tidak sempurna, dalam kondisi seperti ini suhu pembakaran tidak terlalu tinggi ( <> 1800 °C ), hal ini mengakibatkan terjadinya reaksi antara gas N2 yang ada di udara dengan oksigen membentuk senyawa Nitrogen Oxide, sekalipun produksi smoke/soot/asap akan mengecil.

Untuk mengatasi dilema diatas, berbagai penelitian telah dilakukan khususnya untuk memungkinkan reduksi antara smoke/soot/asap dan Nitrogen Oxide secara bersama-sama.


Minggu, 10 Juni 2012

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN


Komponen dalam sistem ini berturut-turut adalah sebagai beriku




1. tangki bensin
Berfungsi untuk menyimpan persediaan bensin yang akan disalurkan ke dalam sistem pembakaran. Jarang ada masalah di komponen ini

2. saringan bensin
Berfungsi untuk menyaring bensin sebelum dihisap oleh pompa dan disalurkan ke karburator. Komponen ini mempunyai 2 saluran: saluran masuk (in) dari tangki dan saluran keluar (out) ke pompa. di sarankan jangan salah memasangnya. Masalah yang sering muncul adalah filter sudah tua, sehingga kotor dan bisa mampat. Fungsinya saja sebagai penyaring, jadi kotoran-kotoran yang tersaring bisa mengendap di filter ini. Seringkali filter yang kotor akan mengganggu aliran bensin. Saya pernah mengalaminya, mesin mati mendadak, beberapa kali distarter baru bisa jalan lagi.

3. pompa bensin
Berfungsi menghisap bensin dari tangki dan menyalurkannya ke karburator. kalau pompa ini tidak berfungsi dengan baik. gunakan pompa bensin elektrik yang di dalamnya ada lilitan kawat (koil) dan membutuhkan tegangan dari aki. Mirip pompa air filter untuk akuarium . Dua masalah yang sering timbul adalah pompa tidak mendapatkan tegangan dan pompa aus. Supplai tegangan sering terhenti biasanya jika sekering di boks sekering kendor atau bahkan putus. Kotornya filter juga membuat kerja pompa semakin berat.

Pompa bahan bakar atau dikenal juga dengan nama Fuel Pump adalah salah satu komponen dalam sistem bahan bakar pada sebuah kendaraan atau mesin pembakaran dalam lainnya. Sebagian mesin tidak memerlukan pompa bahan bakar karena dari desainnya dan dengan gravitasi, bahan bakar akan mengalir dengan sendirinya dalam sistem bahan bakarnya. Sebagian yang lainnya harus menggunakan pompa untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar. Pada mesin dengan menggunakan karburator, umumnya menggunakan pompa mekanis bertekanan rendah yang terpasang di luar tangki bahan bakar, sedangkan mesin dengan injeksi bahan bakar, sebagian memiliki 2 macam pompa dalam sistem penyaluran bahan bakarnya,
  1. Pompa bahan bakar tekanan sedang/volume besar di tangki atau lebih dikenal dengan nama Fuel Pump. Pompa ini berfungsi untuk menyuplai kebutuhan dalam sistem injeksi bahan bakar. Umumnya pompa elektris yang terpasang dalam tangki bahan bakar.
  2. Pompa tekanan tinggi/volume rendah atau lebih dikenal dengan nama Fuel Injection Pump (FIP). Pompa ini ada dalam sistem injeksi bahan bahan bakar berfungsi untuk memompa bahan bakar dalam tekanan tinggi untuk suplai ke injektor.
Sebagian mesin dengan injeksi bahan bakar tidak memiliki pompa bahan bakar. Sistem injeksi bahan bakar menyedot bahan bakar langsung dari tangki atau FIP memompa bahan bakar dari tangki menuju injektor.
Pompa bahan bakar memiliki dua jenis :
  1. Pompa bahan bakar mekanis.
  2. Pompa bahan bakar elektris.


4. karburator dan saringan udara
Karburator berfungsi untuk mencampur udara (yang telah tersaring oleh saringan udara) dan bensin sehingga menghasilkan campuran yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. Karburator sendiri terdiri atas ruang pencampur dan ruang pelampung. Di ruang pencampur ada venturi, nosel dan katup gas, sedangkan di ruang pelampung terdapat katup jarum dan pelampung. Prinsip kerjanya adalah ketika piston sedang dalam langkap hisap dan katup gas dibuka, udara tersaring masuk ke dalam silinder melalui venturi. Di daerah venturi, udara akan bertekanan lebih rendah daripada ruang pelampung, sehingga bensin dari ruang pelampung akan mengalir ke venturi melalui nosel. Kemudian bensin dan udara bercampur hingga berbentuk kabut, dan dialirkan ke silinder pengapian melalui intake manifold (manifold masuk).






-Berikut akan dijelaskan satu per satu bagian dari karburator beserta fungsinya:

1. Mangkok karburator(float chamber)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar sementara sebelum digunakan.
2. Klep/jarum pelampung(floater valve)
Berfungsi mengatur masuknya bahan bakar ke dalam mangkuk karburator.
3. Pelampung(floater)
Berfungsi mengatur bahan bakar agar tetap pada mangkuk karburator.
4. Skep/katup gas(throtle valve)
Berfungsi mengatur banyaknya gas yang masuk ke dalam silinder.
5. Pemancar jarum(main nozzle/needle jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu motor di gas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum skep/jarum gas(Needle jet)
Berfungsi mengaturbesarnya semprotan bahan bakar dari main nozzle pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar(main jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar ketika motor di gas penuh(tinggi)
8. Pemancar kecil/stationer(slow jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu lamsam/stationer.
9. Sekrup gas/baut gas(trhottle screw)
Berfungsi menyetel posisi skep sebelum di gas.
10.Sekrup udara/baut udara(air screw)
Berfungsi mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bahan bakar,
11. Katup cuk(choke valve)
Berfungsi menutup udala luar yang akan masuk ke dalam karburator sehingga gas menjadi kaya, digunakan pada waktu start.
Cara kerja dari karburator dimulai pada saat mesin dihidupkan. Saat mesin hidup, mesin mengisap udara luar masuk melalui karburator. Karena kecepatan udara yang memasuki spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran masuk rendah. Sehingga bahan bakar yang memancar melalui spuyer kecil.campuran bahan bakar dan udara akan menghasilkan gas yang nantinya akan dibakar di dalam silinder.


5. intake dan exhaust manifold
Bensin dan udara yang sudah dicampur di karburator disalurkan ke dalam silinder pengapian melalui manifold masuk (intake), sedangkan gas sisa buang dikeluarkan ke pipa pembuangan (dan selanjutnya knalpot) melalui manifold keluar (exhaust). Jarang ada masalah dengan bagian ini, kecuali paking yang kadang aus terutama di paking manifold keluar yang berakibat asap ada yang bocor, tidak semuanya dibuang lewat knalpot